Page 3 of 5

Efektivitas Pemanfaatan Solar Panel dalam Bidang Transportasi

Efektivitas Pemanfaatan Solar Panel dalam Bidang Transportasi Dalam era kesadaran lingkungan yang semakin meningkat, pemanfaatan sumber energi terbarukan menjadi krusial untuk mengurangi dampak negatif dari penggunaan bahan bakar fosil. Salah satu inovasi yang menjanjikan dalam hal ini adalah penggunaan panel surya (solar panel) dalam bidang transportasi. Artikel ini akan membahas bagaimana teknologi panel surya diterapkan dalam sektor transportasi, efektivitasnya, serta tantangan dan potensi masa depannya.

1. Prinsip Dasar Panel Surya dalam Transportasi

Teknologi Panel Surya:

  • Panel surya bekerja dengan mengkonversi sinar matahari menjadi energi listrik melalui efek fotovoltaik.
  • Biasanya terdiri dari sel-sel fotovoltaik yang terbuat dari silikon dan bahan semikonduktor lainnya.

Integrasi dalam Transportasi:

  • Panel surya dapat dipasang pada berbagai jenis kendaraan seperti mobil, bus, dan kapal, serta pada infrastruktur transportasi seperti halte bus dan stasiun pengisian listrik.

2. Penerapan Panel Surya dalam Kendaraan

Mobil Solar:

  • Mobil solar menggunakan panel surya untuk mengisi baterai dan menyediakan energi tambahan untuk penggerak.
  • Contoh: Solar Impulse, kendaraan balap solar yang berhasil mengelilingi dunia dan mobil solar yang digunakan dalam kompetisi seperti World Solar Challenge.

Bus dan Truk:

  • Beberapa bus dan truk telah dilengkapi dengan panel surya untuk mendukung sistem pendingin, lampu, dan perangkat elektronik lainnya.
  • Manfaat utama termasuk pengurangan beban pada mesin dan penghematan bahan bakar.

3. Efektivitas Energi dan Efisiensi

Pengurangan Emisi dan Konsumsi Energi:

  • Panel surya dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, yang berdampak pada pengurangan emisi CO2 dan polusi udara.
  • Penggunaan panel surya dapat meningkatkan efisiensi kendaraan dengan mengurangi kebutuhan akan pengisian baterai atau bahan bakar konvensional.

Peningkatan Jangkauan dan Daya Tempuh:

  • Pada kendaraan listrik, panel surya dapat memperpanjang jangkauan kendaraan dengan menyediakan sumber energi tambahan.
  • Namun, efektivitasnya bergantung pada ukuran panel, intensitas sinar matahari, dan desain kendaraan.

4. Penerapan Panel Surya pada Infrastruktur Transportasi

Stasiun Pengisian dan Halte Bus:

  • Panel surya dapat digunakan untuk menyediakan energi bagi stasiun pengisian kendaraan listrik dan halte bus, mengurangi ketergantungan pada listrik dari sumber konvensional.
  • Halte bus yang dilengkapi dengan panel surya dapat menyediakan pencahayaan dan informasi perjalanan secara mandiri.

Lampu Jalan dan Sistem Penerangan:

  • Penggunaan panel surya untuk lampu jalan dan sistem penerangan jalan raya dapat mengurangi biaya operasional dan kebutuhan pemeliharaan.

5. Tantangan dan Hambatan dalam Implementasi

Biaya Awal dan Investasi:

  • Biaya pemasangan panel surya dan sistem penyimpanan energi masih relatif tinggi, meskipun harga panel surya terus menurun.
  • Perlu investasi awal yang signifikan untuk mendapatkan manfaat jangka panjang.

Keterbatasan Energi dan Efisiensi:

  • Panel surya memerlukan sinar matahari langsung untuk menghasilkan energi yang optimal. Kondisi cuaca buruk atau lokasi dengan sinar matahari terbatas dapat mempengaruhi efektivitasnya.
  • Diperlukan inovasi dalam teknologi penyimpanan energi untuk meningkatkan efisiensi dan jangkauan kendaraan.

Integrasi Teknologi:

  • Integrasi panel surya dalam desain kendaraan dan infrastruktur memerlukan perencanaan yang cermat untuk memastikan bahwa sistem dapat berfungsi dengan baik dan tidak mempengaruhi performa.

6. Potensi Masa Depan dan Inovasi

Kemajuan Teknologi:

  • Penelitian dan pengembangan terus berlanjut dalam meningkatkan efisiensi panel surya dan teknologi penyimpanan energi.
  • Inovasi seperti panel surya fleksibel dan teknologi fotovoltaik berbasis bahan baru dapat membuka peluang baru untuk aplikasi dalam transportasi.

Kolaborasi dan Kebijakan:

  • Kerjasama antara industri otomotif, perusahaan energi terbarukan, dan pemerintah dapat mempercepat adopsi teknologi panel surya dalam transportasi.
  • Kebijakan dan insentif yang mendukung penggunaan energi terbarukan dapat mendorong investasi dan penelitian lebih lanjut.

Kesimpulan

Efektivitas Pemanfaatan Solar Panel dalam Bidang Transportasi Pemanfaatan panel surya dalam bidang transportasi menawarkan potensi besar untuk mendukung pembangunan berkelanjutan dengan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mengurangi emisi. Meskipun ada tantangan dalam hal biaya dan efisiensi, kemajuan teknologi dan dukungan kebijakan dapat membantu mewujudkan potensi penuh dari teknologi ini. Dengan inovasi dan kolaborasi yang terus berkembang, panel surya bisa menjadi bagian integral dari masa depan transportasi yang ramah lingkungan.

Penggunaan Teknologi di Sektor Transportasi

Penggunaan Teknologi di Sektor Transportasi Berikut adalah outline untuk artikel mengenai penggunaan teknologi di sektor transportasi untuk mendukung pembangunan berkelanjutan:

Pendahuluan

  • Penjelasan singkat tentang pembangunan berkelanjutan dan pentingnya sektor transportasi dalam mencapainya.
  • Fokus artikel pada bagaimana teknologi dalam transportasi berkontribusi terhadap tujuan berkelanjutan.

1. Teknologi Kendaraan Ramah Lingkungan

Kendaraan Listrik (EVs):

  • Prinsip dasar kendaraan listrik dan cara kerjanya.
  • Manfaat lingkungan: pengurangan emisi CO2 dan polusi udara.
  • Tren pengembangan baterai dan infrastruktur pengisian.

Kendaraan Hybrid dan Plug-in Hybrid:

  • Perbedaan antara kendaraan hybrid dan plug-in hybrid.
  • Pengurangan konsumsi bahan bakar fosil dan emisi.
  • Contoh dan perkembangan terbaru dalam teknologi hybrid.

2. Sistem Transportasi Cerdas (Intelligent Transportation Systems – ITS)

Manajemen Lalu Lintas:

  • Teknologi seperti sistem sinyal lalu lintas adaptif dan kontrol lalu lintas berbasis data.
  • Peningkatan efisiensi lalu lintas dan pengurangan kemacetan.

Navigasi dan Aplikasi Pengalaman Pengguna:

  • Penggunaan aplikasi peta dan navigasi berbasis GPS untuk rute optimal.
  • Integrasi data lalu lintas waktu nyata untuk perencanaan perjalanan.

3. Transportasi Umum yang Berkelanjutan

Transportasi Umum Berbasis Elektrik:

  • Bus listrik dan trem sebagai alternatif ramah lingkungan.
  • Studi kasus kota-kota yang telah mengadopsi transportasi umum berbasis listrik.

Inovasi dalam Infrastruktur Transportasi Umum:

  • Peningkatan aksesibilitas dan kenyamanan pengguna.
  • Integrasi moda transportasi berbeda untuk mobilitas yang lebih efisien.

4. Penggunaan Teknologi untuk Efisiensi Energi dan Pengurangan Emisi

Teknologi Kendaraan Otonom:

  • Konsep kendaraan otonom dan manfaatnya bagi transportasi berkelanjutan.
  • Potensi pengurangan konsumsi bahan bakar dan kemacetan lalu lintas.

Teknologi Penggerak Berbasis Hidrogen:

  • Prinsip kerja sel bahan bakar hidrogen dan kendaraan hidrogen.
  • Perbandingan dengan teknologi kendaraan listrik dan potensi masa depan.

5. Teknologi dan Infrastruktur untuk Smart Cities

Infrastruktur Cerdas:

  • Penerapan teknologi sensor dan IoT untuk pemantauan dan pengelolaan infrastruktur jalan.
  • Contoh kota cerdas dan proyek infrastruktur inovatif.

Pengelolaan Data dan Analitik:

  • Penggunaan big data dan analitik untuk perencanaan transportasi dan pengambilan keputusan.
  • Manfaat untuk perencanaan kota dan pengelolaan sumber daya.

6. Tantangan dan Hambatan dalam Implementasi Teknologi

Biaya dan Investasi:

  • Tantangan biaya awal dan investasi untuk teknologi baru.
  • Sumber pendanaan dan insentif pemerintah untuk adopsi teknologi.

Kendala Infrastruktur dan Kesiapan:

  • Kesiapan infrastruktur untuk mendukung teknologi baru seperti pengisian baterai dan stasiun hidrogen.
  • Solusi dan strategi untuk mengatasi kendala tersebut.

Kesimpulan

  • Ringkasan bagaimana teknologi di sektor transportasi mendukung pembangunan berkelanjutan.
  • Perspektif masa depan dan potensi teknologi baru dalam menciptakan sistem transportasi yang lebih ramah lingkungan dan efisien.
  • Ajakan untuk tindakan dan dukungan terhadap inovasi teknologi dalam transportasi untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

Artikel ini bisa dikembangkan dengan menambahkan data statistik terbaru, studi kasus, dan kutipan dari pakar di bidang transportasi dan teknologi. Jika ada aspek tertentu yang ingin ditambahkan atau jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan beri tahu!

Perbedaan Kendaraan Listrik dan Kendaraan Konvensional

Perbedaan Kendaraan Listrik dan Kendaraan Konvensional Berikut adalah outline untuk artikel tentang perbedaan antara kendaraan listrik dan kendaraan konvensional:

Perbedaan Kendaraan Listrik

  • Pengenalan tentang kendaraan listrik dan kendaraan konvensional.
  • Pentingnya memahami perbedaan antara keduanya dalam konteks perubahan teknologi dan lingkungan.

1. Teknologi Penggerak

Kendaraan Listrik:

  • Menggunakan motor listrik sebagai penggerak.
  • Energi disimpan dalam baterai yang dapat diisi ulang.
  • Contoh: Tesla Model 3, Nissan Leaf.

Kendaraan Konvensional:

  • Menggunakan mesin pembakaran internal (internal combustion engine/ICE).
  • Energi berasal dari pembakaran bahan bakar fosil seperti bensin atau diesel.
  • Contoh: Toyota Corolla, Honda Civic.

2. Efisiensi Energi

Kendaraan Listrik:

  • Lebih efisien dalam mengkonversi energi dari baterai menjadi gerakan.
  • Penggunaan energi lebih optimal dengan sedikit kehilangan energi.

Kendaraan Konvensional:

  • Efisiensi energi lebih rendah karena pembakaran bahan bakar dan konversi energi yang tidak optimal.
  • Kehilangan energi dalam bentuk panas dan gesekan.

3. Emisi dan Dampak Lingkungan

Kendaraan Listrik:

  • Tidak menghasilkan emisi gas buang selama operasi.
  • Mengurangi polusi udara dan dampak perubahan iklim.
  • Penggunaan energi bersih (tergantung pada sumber listrik).

Kendaraan Konvensional:

  • Menghasilkan emisi CO2 dan polutan lain selama operasi.
  • Kontribusi signifikan terhadap polusi udara dan perubahan iklim.

4. Biaya Operasional dan Perawatan

Kendaraan Listrik:

  • Biaya energi lebih rendah dibandingkan bahan bakar fosil.
  • Perawatan lebih sederhana karena lebih sedikit komponen bergerak (tidak ada mesin, transmisi, atau knalpot).
  • Biaya penggantian baterai bisa tinggi, namun harga baterai terus menurun.

Kendaraan Konvensional:

  • Biaya bahan bakar terus meningkat.
  • Perawatan lebih sering dan kompleks, termasuk perubahan oli, perawatan mesin, dan sistem knalpot.
  • Komponen seperti transmisi dan sistem pembuangan memerlukan perhatian ekstra.

5. Infrastruktur dan Pengisian

Kendaraan Listrik:

  • Memerlukan stasiun pengisian baterai yang mungkin tidak merata di seluruh wilayah.
  • Waktu pengisian bisa bervariasi tergantung jenis pengisian (pengisian cepat vs. pengisian standar).

Kendaraan Konvensional:

  • Infrastruktur pengisian bahan bakar sudah sangat berkembang dan mudah diakses.
  • Pengisian bahan bakar cepat dan mudah.

6. Jarak Tempuh dan Waktu Pengisian

Kendaraan Listrik:

  • Jarak tempuh per pengisian baterai meningkat seiring perkembangan teknologi.
  • Pengisian baterai memerlukan waktu lebih lama dibandingkan pengisian bahan bakar.

Kendaraan Konvensional:

  • Jarak tempuh dapat lebih besar per pengisian bahan bakar.
  • Pengisian bahan bakar cepat (biasanya hanya beberapa menit).

7. Pengalaman Berkendara

Kendaraan Listrik:

  • Torsi instantaneus memberikan akselerasi yang cepat dan responsif.
  • Operasi yang lebih tenang tanpa suara mesin bising.

Kendaraan Konvensional:

  • Akselerasi bisa kurang responsif dibandingkan kendaraan listrik.
  • Suara mesin memberikan pengalaman berkendara yang berbeda dan mungkin disukai beberapa pengemudi.

Kesimpulan

  • Ringkasan perbedaan utama antara kendaraan listrik dan kendaraan konvensional.
  • Pertimbangan masa depan dan evolusi teknologi.
  • Pertanyaan untuk pembaca: Apa pilihan terbaik menurut Anda dan mengapa?

Artikel ini bisa lebih mendalam dengan menambahkan data dan statistik terkini untuk mendukung perbandingan. Jika ada aspek lain yang ingin ditambahkan atau jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan beri tahu!

Bersepeda Langkah Tepat Kurangi Polusi Dan Ramah Lingkungan

Bersepeda Langkah Tepat Kurangi Polusi Dan Ramah Lingkungan Eksistensi bersepada dalam kegiatan sehari-hari menjadi salah satu hobi yang sangat positif. Pasalnya, bersepeda menjadi salah satu upaya dalam pengurangan emisi dan polusi udara yang kian meningkat belakangan ini. Disadari atau tanpa disadari, aktivitas kendaraan menjadi salah satu penyumbang utama emisi gas kaca dan polusi udara.

Sehingga, kegiatan bersepeda menjadi pilihan yang tepat. Dalam mendukung gerakan bersepeda. Maka dilaksanakan event “Tour De Aceh” yang di selengarakan sejak 14 Juni lalu hingga hari ini, 09 Agustus 2024.

Tour de Aceh 2022 diikuti oleh 200 orang pecinta sepeda

baik yang berasal dari Aceh hingga Jakarta dan dibuat dalam dua etape. Etape pertama difokuskan di Danau Lut Tawar Aceh Tengah, pada tanggal 14 Mei 2022 kemarin. Kegiatan ini mendapat apresiasi dan sambutan meriah dari masyarakat.

Etape pertama dilepas secara langsung oleh Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar, di halaman Kantor Bupati Kabupaten Aceh Tengah.

Tour de Aceh 2022 ini juga diikuti oleh artis nasional Wulan Guritno yang telah turut andil dalam kegiatan ini. Selain itu, Sport vlogger Dani Chika, juga turut memeriahkan kegiatan ini.

Sekretaris Daerah Aceh Taqwallah melepas peserta Tour de Aceh 2022 etape kedua, di depan Meuseum Aceh

“Selamat berkompetisi kepada para peserta. Nikmati beragam spot destinasi heritage hingga objek-objek destinasi lain di sepanjang pantai Lampuuk sampai Lhokseudu dengan panorama hamparan gunung dan pemandangan pantai yang indah,” ujar Sekda dalam sambutannya, sebelum melepas para peserta.

Bersepeda Langkah Tepat Kurangi Polusi Dan Ramah Lingkungan Sebagaimana diketahui, Tour de Aceh 2022 merupakan salah satu event prioritas dalam Khazanah Piasan Nanggroe tahun 2022 yang telah dirilis oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh pada bulan Maret lalu.

Kegiatan ini pun menjadi kampanye tranportasi hijau yang ramah lingkungan. Namun, harapannya para pesepeda dan pengguna transportasi lainnya juga diharapkan agar saling menghormati saat di jalan raya.

“Kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para peserta. Sampaikan berbagai kesan baik yang didapatkan selama kegiatan ini kepada dunia, bahwa Aceh memiliki destinasi wisata yang menarik, ragam destinasi dan budaya sebagai tujuan wisata halal dunia.

Historikal Mobil Listrik Ramah Lingkungan Tahun 2024

Historikal Mobil Listrik Ramah Lingkungan Tahun 2024 mobil listrik akhir-akhir ini menjadi pilihan otomotif di beberapa negara dan para profesional. Di kalangan public figure, Bill Gates, membeli mobil listrik pertamanya awal 2020, pendiri Microsoft ini memilih sedan Porsche Taycan seharga USD 185.000.

Mobil listrik yang digadang-gadang sebagai moda transportasi ramah lingkungan

sebenarnya bukanlah suatu penemuan baru, kendaraan berenergi baterai ini sudah diperkenalkan sejak tahun 1832 oleh Robert Anderson. Berselang tiga tahun, Thomas Davenport juga memperkenalkan konsep mobil listrik pertama di Amerika Serikat yang dilengkapi dua elektromagnet dan poros. Namun energi penggerak kedua mobil listrik tersebut masih berupa baterai sekali pakai (non-rechargeable).

Inovasi terus berkembang, seperti penemuan mobil tenaga uap pada tahun 1801 yang dikembangkan oleh seorang ilmuwan berkebangsaan Perancis bernama Cugnot.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan temuan-temuan ilmiah terus menstimulasi

transformasi moda transportasi, seperti penemuan baterai oleh Alessandro Volta pada tahun 1800. Penemuan-penemuan di atas mendasari penemuan mobil listrik oleh Robert Anderson dan Thomas Davenport.

Pamor mobil listrik saat itu terekam dari penampilannya pada ajang-ajang international bergengsi. Tahun 1881, insinyur Perancis Gustave Trouve berhasil menampilkan mobil listrik tiga roda miliknya pada International Exposition of Electricity di Paris. Chicago World’s Fair tahun 1890 juga memamerkan mobil listrik William Morrison.

Faktor kalah saingnya mobil listrik sebenarnya terletak pada disparitas harga produk, dimana mobil konvensional dijual dua kali lebih murah. Di lain sisi, perkembangan mobil konvensional didukung juga eksplorasi besar-besaran minyak bumi serta meningkatnya kebutuhan jangkauan transportasi.

Produksi massal pertama dilakukan Oldsmobil dan Ford Motor Company pada tahun 1902.

Lebih dari 30 tahun setelahnya mobil listrik benar-benar ditinggalkan, bahkan seakan hanya akan diingat sebagai sejarah saja.

Historikal Mobil Listrik Ramah Lingkungan Tahun 2024 Peningkatan suhu rata-rata global di bumi sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar secara dominan diakibatkan oleh aktivitas transportasi dan industri yang menghasilkan emisi gas di udara seperti unsur CO2 (Karbon Dioksida), N2O (Dinitrogen Oksida), dan CH4 (Metana).

Pemerintah Indonesia secara konsisten mengambil peran strategis dalam komitmen terhadap perlindungan lingkungan dari dampak emisi GRK, antara lain melalui Perpres No. 61 Tahun 2011 Tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN-GRK), kemudian diperkuat dengan UU No. 16 Tahun 2016 tentang Pengesahan Paris Agreement to the United Nations Framework Convention on Climate Change. Komitmen tersebut bersinergi dengan RPJMN 2020-2024, dimana Perubahan Iklim menjadi Prioritas Nasional ke-6.

Bus Listrik Perkiraan Emisi dan Biaya Operasional

Bus Listrik Perkiraan Emisi dan Biaya Operasional Peningkatan volume kendaraan yang begitu cepat terlihat dari penyebaran titik-titik kemacetan yang yang semakin banyak di wilayah perkotaan Banda Aceh. Kebutuhan akan angkutan umum pun menjadi prioritas pemerintah dalam mengurai angka kemacetan. Lahirlah Trans Koetaradja yang mulai beroperasi sejak Tahun 2017, mahasiswa dan pelajar menjadi sasaran utama penumpang setia Trans Koetaradja.

hal ini juga tentu untuk menurunkan angka kecelakaan bagi pelajar.

Awal beroperasi pada Tahun 2017, Trans Koetaradja melayani tiga koridor, yaitu koridor 1 (Masjid Raya Baiturrahman –Darussalam), koridor 2A (Masjid Raya Baiturrahman – Batoh – Blang Bintang), dan Koridor 2B (Masjid Raya Baiturrahman – Ulee Lheue) dengan 22 armada. Pada tahun berikutnya di Tahun 2018, Kementerian Perhubungan memberikan bantuan 8 unit bus dan pada Tahun 2019 ditambah lagi dengan 10 unit bus.

Oleh karena itu, Dinas Perhubungan Aceh yang mengurusi bidang transportasi

mencanangkan feeder Trans Koetaradja dengan enam rute feeder prioritas yang akan dilayani pada tahun ini. Feeder ini nantinya akan dilayani oleh Bus Listrik sebagai upaya mengurangi emisi yang telah banyak disumbang oleh sarana transportasi selama ini. Adapun rute prioritas feeder yaitu yaitu Kawasan Darussalam dengan panjang rute 4,61 kilometer, Lampineung – Pango dengan panjang rute 9,17 kilometer, Lamdingin dengan panjang rute 7,8 kilometer, Ulee Lheue – Simpang Rima dengan panjang rute 9,90 kilometer, dan Simpang Rima – Simpang Tiga (PU) dengan panjang rute 9,15 kilometer.

Di samping peningkatan pelayanan kebutuhan mobilitas masyarakat, tentu harus sejalan dengan penjagaan lingkungan. Dengan itu, bus listrik menjadi pelopor transportasi yang ramah lingkungan.

Sederet uji coba yang dilakukan, namun apa pengaruhnya terhadap pengurangan gas buang (Co2) kendaraan bermotor? Operasional bus yang berdaya listrik ini tidak menghasilkan asap knalpot, karena tidak terjadi pembakaran untuk menggerakkan mesin penggerak. Hal ini berbeda dengan kendaraan diesel yang membutuhkan proses pembakaran untuk menjalankan kendaraan. Faktanya hampir seluruh kegiatan manusia berkontribusi terhadap kenaikan emisi gas rumah kaca di atmosfer.

Dengan asumsi perhitungan jejak karbon oleh Institute for Essential Services Reform

(IESR), apabila mengendarai mobil yang berbahan bakar bensin atau solar (yang merupakan energi yang tidak terbarukan) dari satu tempat ke tempat lain, maka aktivitas ini akan menghasilkan emisi CO2 dalam jumlah tertentu. Perjalanan sejauh 1 km akan menghasilkan emisi sebanyak 0,2 kilogram CO2.

Untuk setiap penggunaan lampu berdaya 10 Watt yang dinyalakan selama 1 jam, maka CO2 yang dihasilkan adalah 9,51 gram.

Jika dibandingkan dengan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) Bus Trans Koetaradja Konvensional (diesel) dengan penggunaan listrik mencapai Rp. 457,- per kilometer per hari dengan asumsi biaya listrik per Kwh sebesar Rp. 1.400,-. Jika dalam perhitungan kasar, dalam setahun operasional bus ini menghemat sebesar Rp. 166.805,- per kilometer.

Bus Listrik Perkiraan Emisi dan Biaya Operasional Selama masa uji coba, ada kendala-kendala yang masih perlu penyempurnaan. Begitu juga dengan kebutuhan titik henti (bus stop) yang perlu ditambah akibat jarak antar pemberhentian yang relatif jauh.

Menhub Upayakan Kendaraan Listrik Jadi Kebutuhan Massal

Menhub Upayakan Kendaraan Listrik Jadi Kebutuhan Massal Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengupayakan kendaraan listrik di Indonesia menjadi kebutuhan massal. Hal itu disampaikan Menhub saat mengunjungi pameran kendaraan listrik yang diselenggarakan Ditjen Perhubungan Darat bekerja sama dengan sejumlah perusahaan dan komunitas pegiat kendaraan listrik di Stasiun KA Bekasi Timur.

Kita ingin kendaraan listrik ini bisa menjadi kebutuhan massal. Presiden melalui Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan, telah mengamanatkan bahwa kita harus mengarah ke penggunaan kendaraan listrik.

Menhub menjelaskan, Kemenhub telah menindaklanjuti Perpres tersebut

Kami juga akan membuat Peta Jalan (Road Map). Dimana pada tahun 2030 ditargetkan kendaraan listrik sudah siginfikan digunakan oleh masyarakat banyak.

Program BTS dilakukan dengan membeli layanan dengan subsidi 100% dari operator dengan standar pelayanan minimal yang telah ditetapkan.

Selain bus, Kemenhub juga mendorong penggunaan kendaraan listrik pada kendaraan taksi dan sepeda motor.

Kemudian, Menhub dan jajaran Eselon I di lingkungan Kemenhub juga sudah menggunakan kendaraan listrik sebagai kendaraan kedinasan. Menhub mendorong Kementerian dan Lembaga lain juga menggunakan kendaraan listrik agar penggunaannya semakin masif.

Dengan mengurangi penggunaan BBM yang semakin lama produksinya terus

menurun sementara permintaan terus meningkat, diharapkan penggunaan kendaraan listrik menjadi kendaraan pilihan masyarakat yang ramah lingkungan dan dapat meningkatkan kualitas udara di Indonesia.

Dalam tinjauannya menuju ke pameran kendaraan listrik di Stasiun Bekasi Timur, Menhub berangkat menggunakan KRL dari Stasiun Jatinegara.

Menhub Upayakan Kendaraan Listrik Jadi Kebutuhan Massal Setibanya di Stasiun Bekasi Timur, Menhub mengunjungi pameran kendaraan listrik dari berbagai merk, termasuk buatan dalam negeri. Kami juga telah berkoordinasi dengan Menteri BUMN dan Dirut PLN.

Setibanya di Stasiun Bekasi Timur, Menhub mengunjungi pameran kendaraan listrik dari berbagai merk, termasuk buatan dalam negeri. Menhub sempat menjajal sepeda motor listrik buatan UMKM dalam negeri bermerek E-mostra dan menjajalnya keliling stasiun. Menhub mendorong produk dalam negeri ini bisa maju dan bisa dipasarkan dalam jumlah yang banyak.

Menteri Perhubungan Dorong Percepatan Bus Listrik di Perkotaan

Menteri Perhubungan Dorong Percepatan Bus Listrik di Perkotaan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mendorong percepatan penggunaan bus listrik untuk transportasi publik di wilayah perkotaan. Hal ini disampaikan Menhub dalam acara Sustainable E-Mobility Event.

Kementerian Perhubungan selalu memprioritaskan pengadopsian transportasi yang rendah emisi dan peningkatan kualitas udara. Karena itu, kami mendorong percepatan elektrifikasi transportasi publik yakni penggunaan bus listrik untuk kawasan perkotaan.

Menteri Perhungan akan mendorong Bus Listrik Di perkotaan

Menhub menjelaskan, pengguna kendaraan pribadi di Indonesia masih tinggi dibanding pengguna transportasi umum, terutama yang berbasis bahan bakar fosil.

Presiden (Prepres) Nomor 79 tahun 2023 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai. Atas dasar itu, Kementerian Perhubungan pun sedang menyusun Road Map Implementasi E-Mobility untuk program transportasi massal berbasis BRT di Indonesia.

Menurut saya, salah satu komponen yang perlu diperhatikan dalam kendaraan listrik adalah baterai. yang akan segera di dorong untuk perkotaan

Lebih lanjut Menhub juga menerangkan bahwa saat ini sudah ada Peraturan

Program lainnya Mastran di dua kota, yaitu Medan dan Bandung yang implementasinya akan menggunakan bus listrik.

Namun demikian, Menhub menuturkan bahwa masih ada sejumlah tantangan dalam penerapan angkutan umum berbasis listrik di Indonesia.

Sementara itu, Menhub juga menyadari bahwa pengadaan kendaraan listrik membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Menurutnya, harga kendaraan listrik bisa dua kali lipat lebih mahal dibanding kendaraan konvensional.

Menteri Perhubungan Dorong Percepatan Bus Listrik di Perkotaan Dalam kesempatan tersebut, Menhub juga menerima hasil studi ITDP Indonesia terkait Peta Jalan dan Program Insentif Nasional Elektrifikasi Transportasi Publik Perkotaan Berbasis Jalan untuk mendukung akselerasi elektrifikasi bus di perkotaan.

Untuk diketahui, studi ITDP ini mencakup penilaian tentang kesiapan elektrifikasi transportasi publik, kesiapan adopsi Kendaraan Listrik Berbasis Baterai, serta faktor mendesak lain, seperti polusi udara dan kemacetan di 98 wilayah perkotaan di Indonesia. Ini merupakan bentuk dukungan ITDP kepada Pemerintah, khususnya Kementerian Perhubungan, dalam rangka mencapai target 90 persen elektrifikasi transportasi publik pada tahun 2030.

Kendaraan Listrik Keberpihakan pada Ramah Lingkungan

Kendaraan Listrik Keberpihakan pada Ramah Lingkungan Gesekan ban pesawat begitu kentara menyentuh daratan. Rona mentari siang nan indah menyambut kedatangan kami di Bandara Juanda Surabaya, Selasa 4 Juli 2019.

Dari bandara perjalanan kami lanjutkan dengan mobil. Pepohonan rindang menutupi jalanan hitam di tengah kota. Hingga sampai di pagar setengah bundaran bertulis “Institut Teknologi Sepuluh November”.

Kendaraan Listrik yang sangat ramah lingkungan

Di sinilah tujuan kami kali ini. Daya tarik inovasi yang diciptakan mengundang hasrat ingin tahu. Yah, mobil listrik yang telah digaungkan ke seantero negeri. Sang roda empat yang ramah lingkungan. Motor penggerak yang telah mengalungkan sepuluh hak paten.

Kami disambut oleh manager Reseach and Development (R&D), Dr. Dimas Anton Asfani, S.T., M.T., dan tim mobil listrik lainnya.

Dalam sebuah ruangan persegi bercat putih, susunan kursi bermodel L diatur rapi memenuhi ruangan. Meja hanya ditempatkan pada barisan depan serta filling cabinet yang berjejer menghimpit dinding. Perbincangan mengalir secara alami dan hangat diselimuti canda tawa.

Pada awal diskusi tersebut, Deddy Lesmana, Kepala Bidang Pengembangan Sistem dan Multimoda menyampaikan bahwa tujuan utama kunjungan ini untuk menjajaki kerja sama antara Pemerintah Aceh dan Institut Teknologi Sepuluh November. Terkait mekanisme dan prosedur kesepahaman ini sangat membutuhkan arahan dari tim mobil listrik ITS.

Kerja sama ini didasari terhadap kebutuhan pengembangan feeder angkutan massal Ibukota Provinsi Aceh. Pengembangan ini mengarah kepada penggunaan bus listrik. Tahap awal operasinal feeder ini direncanakan di kawasan kampus Darussalam (Unsyiah dan UIN Ar-Raniry–red). Rencana ini juga bercermin pada inovasi ITS dalam menggarap bus listrik sebagai transportasi kampus serta mendukung gagasan Eco-City.

Sekilas tentang Bus Listrik

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Engineer Tim ITS, Yoga Uta Nugraha, menjelaskan panjang lebar tentang keunggulan bus bertenaga listrik.

“Kebutuhan baterai seberapa jauh jarak yang akan ditempuh juga dapat disetting di sini. Mau jarak 200 km kita dapat mengaturnya, tetapi ini tergantung kepada seberapa besar ruang space baterai yang tersedia. Jika satu meter persegi, kita bisa hitung berapa jarak yang dapat ditempuh dengan baterai yang ada,” tukas Uta dengan optimisme terbias dari senyumnya yang lebar.

Namun, cell baterai masih harus diimpor dari Cina

dikarenakan spesifikasi baterai yang dibutuhkan dan harga jual produk dalam negeri masih kalah saing daripada produksi Cina. Harapan besar kedepan, Indonesia mampu memproduksi komponen baterai sesuai kebutuhan dan berdaya saing tinggi di pasar internasional.

Hal ini membuktikan bahwa total biaya kepemilikan kendaraan listrik setara, bahkan lebih murah dibandingkan dengan kompetitornya. Meski harga awal relatif lebih mahal, namun karena biaya energi dan maintenance yang sangat murah, membuat biaya total kepemilikan kendaraan listrik menjadi rendah.

Kendaraan Listrik Keberpihakan pada Ramah Lingkungan Pemerintah Bali mulai menggunakan kendaraan listrik khusus area terbatas (area wisata –red) bekerja sama juga dengan tim ITS. Kendaraan yang digunakan seperti kendaraan bandara bermodel mobil golf dengan konstruksi terbuka.

Surabaya, Bandung, dan Jakarta juga telah melayangkan kerjasama pengadaan kendaraan listrik. Namun, karena keterbatasan waktu perakitan kendaraan tersebut menjadi terlambat dari perencanaan awal.

Ayuning Fitri Desanti, salah satu tim engineer menambahkan, kendala terbesar yang dihadapi tim juga dari terbatasnya ruang workshop. Permintaan yang kian meningkat, membatasi gerak dalam produksi kendaraan tersebut.

Butuh Usaha Demi Hadirkan Transportasi Ramah Lingkungan

Butuh Usaha Demi Hadirkan Transportasi Ramah Lingkungan Saat ini, bersepeda belum menjadi penunjang aktivitas sehari-hari masyarakat. Faktornya beragam, mulai dari keamanan, polusi udara, serta minimnya fasilitas pendukung bersepeda yang menjadi kendala. Upaya menjadikan bersepeda sebagai penunjang kegiatan harian yang ramah lingkungan butuh usaha besar. Karena tatanan sistem transportasi saat ini terlanjur mengutamakan kendaraan bermotor.

Dishub Aceh terus menggalakkan transportasi hijau untuk mengurangi polusi udara

dan kerusakan lingkungan. Salah satunya melalui kampanye Green Transportation yang telah diresmikan pada peringatan Harhubnas 2020 yang lalu.

Junaidi, S.T., M.T., bersama sejumlah pejabat struktural, menerima kunjungan silaturrahmi komunitas Bike to Work (B2W) Wilayah Aceh di ruang kerjanya.

Zul Azhar, koordinator B2W Aceh, menyampaikan visi misi komunitas sepeda ini guna meningkatkan jumlah pengguna transportasi ramah lingkungan pada kegiatan sehari-hari. Agar terciptanya kualitas hidup masyarakat yang lebih baik.

Hal serupa juga diungkapkan wakil koordinator I B2W Aceh, Masdar Alif. Ia mengungkapkan akan berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk memasyarakatkan bersepeda sebagai alat transportasi sehari-hari. Kita sebagai komunitas ingin mensosialisasikan kepada masyarakat untuk beraktivitas dengan sepeda. Selain untuk kesehatan, juga bermanfaat bagi lingkungan.

Kadishub Aceh sendiri mengapresiasi kunjungan B2W Wilayah Aceh serta

mendukung kampanye bersepeda. “Usaha seperti ini sangat baik untuk sebuah kota kecil yang belum begitu terdampak dengan pencemaran lingkungan. Disaat isu-isu lingkungan menjadi fokus kota-kota besar dunia,” ungkapnya.

Junaidi menambahkan, Dishub Aceh juga sudah memulai kampanye transportasi hijau pada Harhubnas yang lalu. “Program-program prioritas Dishub Aceh juga mengarah dengan konsep ramah lingkungan.

Menjadikan sepeda sebagai alat transportasi perlu didukung dengan fasilitas jalur yang memadai. Selain itu, jalur sepeda juga terintegrasi dengan wilayah publik seperti perkantoran, pendidikan, bisnis, dan lainnya. Sehingga kolaborasi dengan semua pihak dibutuhkan agar kegiatan bersepeda tidak hanya menjadi rutinitas mingguan saja.

Pembangunan jalur sepeda juga mengacu pada Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kabupaten/Kota supaya tidak terjadi tumpang tindih dan menabrak aturan yang berlaku.

Butuh Usaha Demi Hadirkan Transportasi Ramah Lingkungan Di akhir pertemuan, Kadishub Aceh mengajak B2W Aceh untuk mengikuti kampanye Hari Bebas Kendaraan Bermotor Dishub Aceh setiap Jumat dengan gowes bersama dari kantor Dinas Perhubungan. “Sambil menyiapkan hal-hal besar yang harus melibatkan semua pihak, kolaborasi kecil juga perlu agar silaturrahmi Dishub Aceh dengan B2W Aceh tetap terjalin dengan baik.